Jumat, 08 Maret 2013

Drama Bukan Pythagoras


BUKAN PYTHAGORAS

Betha adalah seorang siswi SMA yang cukup berprestasi. Terutama karena suaranya yang merdu. Banyak orang menyukainya, seperti Gamma dan Alfa. Gamma melakukan pendekatan kepada Betha dengan cara yang terang-terangan. Sementara Alfa hanya mampu memendam perasaannya saja. Sedang Intan adalah sahabat Betha yang sebenarnya sudah lama naksir Gamma. Akankah ada diantara mereka yang jadian?

Pagi hari, di kelas XI IPA 7..  Saat-saat hampir bel masuk.
 o Alfa: (duduk di salah satu meja masih asyik menulis)                                                                                           o   Betha: (Baru dateng, duduk di depannya Alfa)
      o   Intan: (masuk kelas, datengin mejanya Betha) Beth!
      o   Betha: Ah kamu, Tan. Tumben datengnya jam segini. Biasanya kan lebih telat. Hahaha.
  o   Intan: Yeee, kamu itu ya! Liat  temennya rajin dipuji,kek! Jangan diledekin gitu dong yaaa. (cemberut) (duduk di kursi sebelah Betha, lalu mengeluarkan hapenya)
  o   Betha: Iya deehh, cieee si Intan rajinnya nggak nahan! (bergaya-gaya lebay) Pagi, Alfa! (tersenyum ke arah Alfa)
  o   Alfa: Pagi juga Betha (tersenyum malu-malu ke arah Betha)
  o   Gamma: (masuk kelas, datengin ke mejanya Betha) Pagi Betha ayu yang suaranya merdu mendayu-dayu! Kakanda Gamma dateng nih! (ngasih coklat ke Betha)
  o   Intan: (kaget campur gak percaya campur risih campur males ngeliat Gamma) 
  o   Betha: (dengan wajah datar sambil senyum semanis-manisnya) Makasih buat coklatnya ya, Gambreng! Tapi… sayangnya aku lagi diet nih…(menggeser coklat itu jauh-jauh darinya sambil memasang muka memelas)
  o   Gamma: Yaaahh… tapi ini oleh-oleh dari Swiss loh, Beth.. (agak kecewa tapi masih masang tampang manis)
  o   Intan: Eh, kalo Betha gak mau kan bisa buat aku! (buru-buru mengambil coklat dari meja lalu mendekapnya)
  o   Betha: (Melotot) Intaaaan…. (masang muka sebel)
  o   Gamma: Gak apa-apa,kok (Senyum sok manis) Eh, nanti malem aku ke rumahmu ya. Malem minggu nihh… (nada agak merayu)
  o   Betha: Aduh.. gimana yaaa… (pura-pura mikir)
  o   Alfa: (Masih di tempat duduk, masih merhatiin Betha dan Gamma dari jauh sambil pura-pura baca buku)
  o  Intan: Udahlah, Beth.. bilang iya aja susah.. kasian tuh si Gambreng, ngejar cintamu sampe ke ujung kulon. (berbisik ke Betha dengan nada sebal)
  o   Betha: err…. Iya dehh iyaa… (senyum maksa)
  o   Gamma: Sip! Jam tujuh tengtongteng aku ke rumahmu. Oke? (penuh semangat)
  o   Betha: (mengangguk males sambil melirik Intan sebal)
  o   Gamma: (Keluar kelas sambil nyanyi lagunya sm*sh) Yunomisoweeeel, jangan ditoweeel~
  o   Intan: Cieeee.. ihir… cikiciw, uhuk-uhuk ihik-ihik! (tersenyum menggoda Betha sambil menyenggolnya)
  o   Betha: Apaan, sih? Awas ya kalo sampe aku diapa-apain sama si Gambreng itu! Pokoknya kamu yang tanggung jawab! (ngelirik sebel)
  o   Intan: aaaa, Betha… ihiiiy, uhuk-uhuk-uhuk-UHUK! (batuk beneran)
  o   Betha: heemm, makan tuh, makannya jangan ngeledekin orang! (tertawa puas)
  o   Alfa: (tersenyum ngeliat senyumnya Betha, lalu melanjutkan membaca buku)
  o   Intan: pokoknya kalo jadian jangan lupa…..
  o   Betha: (mukul Intan pelan pake buku paket biologi)
  o   Intan: Aduh! (mengusap-usap kepalanya)
  o   Betha: sampe bumi gonjang-ganjing pun aku nggak mau kalo disuruh jadian sama Gamma gambreng itu, dodol! (melirik kesal ke arah Intan)
  o    Intan: Iya deh iyaaa, ampuuun… (mengelus kepalanya) Eh, itu tuh bu Sindi dateng (menunjuk ke arah pintu)
  o   Bu Sindi: (masuk kelas, bawa buku-buku) (meletakkan buku ke meja) Selamat Pagi anak-anak!
  o   All: Paaaagiiii,buuuu! (penuh semangat)
  o   Bu Sindi: Sebelum kita memulai pelajaran, ibu akan memberikan sebuah informasi bagi kalian. (mencari-cari sesuatu di tumpukan bukunya) (mengambil sebuah pamflet)
  o   Intan: Apaan, buu?
  o   Bu Sindi: ehm, mengenai audisi drama musikal yang akan diadakan pada akhir tahun pelajaran ini.. (membaca tulisan pada pamflet) Jadi, pamflet ini akan di sebar ke seluruh kelas pada jam istirahat ini..dan berhubung ibu koordinatornya, ibu akan menjelaskan sedikit kepada kalian. Audisi ini akan diadakan hari Sabtu minggu depan sepulang sekolah di aula. Syarat yang utama tentunya harus memiliki suara yang baik, karena semua lagu akan dinyanyikan secara langsung. Untuk itu, peserta audisi harus membawakan dua lagu. Yang pertama adalah pilihannya sendiri, dan yang kedua lagu wajib dari panitia. Ada pertanyaan?
o   Alfa: (angkat tangan) bagaimana dengan formulirnya, Bu? Apakah kita langsung datang atau meminta formulir dari panitia atau bagaimana?
o   Bu Sindi: untuk formulir, bisa menghubungi panitia. Ada pertanyaan lagi?(memandang ke sekeliling kelas)
o   Intan: Bu! (angkat tangan agak lebay) Suara saya kan cempreng kaya kaleng rombeng yang kompreng-kompreng kaya gini…berarti saya gak boleh ikut audisi? (nada sedih melankolis melebay-lebay)
o   All: (ketawa) huuuuuuuu
o   Betha: Ah, itu udah pasti Tan! Gaperlu ditanya! Hahaha! (ketawa jahil)
o   Intan: (melengos, mengelus dada sambil geleng-geleng) Ah, kalian bisanya sirik doang.
o   Bu Sindi: (tersenyum menahan tawa) Mungkin saja. Tidak ada salahnya kan mencoba untuk audisi ini? (tersenyum bijak)
o   Intan: (mengangguk senang) yeee, aku bakal jadi artis niiiih! Kudu telpon enyak babe nih! (bisik-bisik lebay ke Betha)
o   Betha: Oh Mai Gat! (tepuk jidat)
o   Alfa: (tersenyum melihat tingkah Betha, mencuri-curi pandang sambil pura-pura baca buku)
o   Bu Sindi: baik, anak-anak. Berhubung ibu harus mengurus masalah drama musikal ini, ibu beri tugas saja kepada kalian.
o   All: Asiiik! (jingkrak-jingkrak)
o   Bu Sindi: (membalik-balik buku paket) Carilah artikel mengenai sejarah musik keroncong di Indonesia! Besok pukul 7 tepat harus sudah dikumpulkan di meja ibu, ya.
o   All: Yaaaaahhhh.. (cemberut)
o   Bu Sindi: Sekian pelajaran musik hari ini, selamat pagi! (membawa  buku-bukunya keluar kelas)
o   All: Pagi buu! (Keluar kelas)

Hari H audisi, sepulang sekolah, di Aula.
Betha sedang berlatih menyanyi dengan tenang, sedangkan Intan terlihat sibuk mondar-mandir lebay. Tak jauh terlihat Alfa yang curi-curi pandang memperhatikan Betha sambil asik mendengarkan musik.

o   Betha: Bersama mentari ku bernyanyi menyambut pagi hari, bersama pelangi… (asik mendendangkan lagu dari headphonenya)
o   Intan: Tee….ttteeeeeriiimaaa kaaasiihhh cinnntaaaahhhh untuuukh segalanyaaaahh (nyanyi lebay dengan suara cempreng sambil joget-joget)
o   Betha: (melirik Intan, melepas headphonenya lalu mendekati Intan) Mbak, mbak… speakernya lagi rusak ya?
o   Intan: (melirik sebal) Ohhh… bukan mbaaak… ini namanya suara ultrasonik! Mbak belom tau ya? Aduuuuh, ketinggalan jaman banget dueh! (nada tinggi sambil agak lebay)
o   Betha: (kaget) Astaghfirullah… Ya Allah, kenapa aku bisa punya piaraan kaya dia ya? Ckckckck (geleng-geleng sambil menengadahkan tangan *berdoa*)
o   Intan: wooo! (ngelemparin buntelan kertas lirik lagu ke arah Betha sambil masang muka sebal) 
o   Gamma: (masuk ke aula) (datengin Betha sambil senyum-senyum gak jelas) Haloo, Betha ayu yang suaranya merdu medayu dayu mirip putri ayuuu… (lagi gombal ceritanya)
o   Betha: Eh, ada Gambreng toreng-toreng! (tersenyum jahil)
o   Intan: (masang muka absurd) Apaan? Gambreng toreng-toreng? Itu suara apaan, Beth? (muka jahil nahan ketawa)
o   Betha: aduuuuh, gambreng toreng-toreng itu panggilan buat Gamma! (ngelirik Gamma) Toreng-toreng itu maksudnya tokek goreng! Wkakaka! (ngakak nggak jelas)
o   Intan: (melotot ke arah Betha) tokek goreng? Maksa ya… (mikir)
o   Gamma: nggak apa-apa kok Tan.. yang penting… cintanya pangeran tokek cuma buat kamu seorang, Betha! (senyum penuh gombalan)
o   Bu Sindi: (masuk ke aula) Audisi akan dimulai anak-anak! Kalian akan dipanggil sesuai dengan nomor urut! Yang pertama Alfa Rahmat Milamat Mlumat-mlumat, silakan! (sambil membaca tulisan di kertas) (lalu duduk di kursi yang disediakan)
o   Alfa: (berdiri lalu berjalan ke tengah aula)
o   Betha: Semangat, Alfa! (tersenyum ke arah Alfa)
o   Alfa: (mengangguk sambil tersenyum pada Betha)
o   Bu Sindi: Silakan, Alfa..(memberikan mic)
o   Alfa: lagu pertama ini berjudul Sempurna (mulai menyanyi) Kau adalah darahku, kau adalah jantungku, kau adalah hidupku, lengkapi diriku.. oh sayangku kau begitu sempurna..
o   Intan: (mulut menganga sakit terpesonanya) Gilaaa, Alfa diem-diem suaranya mengelegar kaya halilintar gitu ye? (masih melototin Alfa)
o   Betha: Sama Afgan bagusan mana, Tan? (nyengir ke Intan)
o   Intan: Yeeee… itusih beda jauuuh. Masih bagus Afgan laaaah!
o   Betha: Bagus, deh. Kirain sekarang berubah jadi Alfanisme! Hahaha! (ketawa ngeledek)
o   Gamma: kalo kamu Gammaisme kan ya, Beth? (senyum-senyum gak jelas)
o   Betha: (Kaget) (ngelirik Intan)
o   Intan: (ketawa cekikikan) Gammaisme, Beth! (sambil berbisik)
o   Bu Sindi: (mencatat sesuatu di kertas) Ibu minta kamu berakting menangis… (menatap Alfa serius)
o    Alfa: (berkonsentrasi) (tiba-tiba terduduk di atas lantai) (mulai menangis tersedu-sedu) Huhuhu, maafin aku, aku nggak bermaksud..(terus menangis) maafin aku…
o   Bu Sindi: (memperhatikan Alfa sambil mencatat sesuatu) Cukup. Silakan kembali ke tempat, Fa.. (sambil tersenyum)Selanjutnya, Betha Chaca Maricha silakan! ( menoleh ke arah belakang)
o   Intan: Semangat, Beth! (ketawa jahil)
o   Betha: Sip! (tersenyum ke arah Intan) (maju ke depan Bu Sindi)
o   Bu Sindi: (tersenyum ke arah Betha) Langsung saja Ibu minta kamu berakting seperti presenter silet. (mencatat sesuatu di kertas)
o   Betha: (mulai berakting alay)
o   Afa& Gamma: (memperhatikan Betha tak berkedip)
o   Bu Sindi: (tersenyum) Bagus, silakan kembali. Berikutnya Gamma..
o   Gamma: (berdiri) Doa’in aku, ya Beth! (tersenyum ke arah Betha)
o   Betha: (nyengir) (berbisik ke Intan) Aku do’ain semoga kamu nggak lolos, hihihi
o   Intan: (tertawa lirih)
o   Bu Sindi: (tersenyum ke arah Gamma) Silakan, Gamma..
o   Gamma: (bersiap menyanyi) Mengapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu.. yunomisoweeel… girl I love you, Girl I heart you (menyanyi sambil menari mencoba meniru gaya sm*sh)
o   Bu Sindi: (tersenyum menahan tawa sambil menulis sesuatu)
o   Betha dan Intan: (tertawa cekikikan)
o   Intan: (masih tertawa) Sumpah,ya… nggak banget deh orang yang ngejar-ngejar kamu itu, Beth! Nggak banget! (ngakak)
o   Bu Sindi: Cukup, Gamma. Silakan kembali. (tersenyum)
o   Gamma: (wajah sedih) Tapi, bu…. Saya kan belum menunjukkan bakat akting saya…
o   Bu Sindi: (tersenyum) Sudah cukup, Gamma.. ibu rasa akting kamu bagus,kok.. (sambil mencatat sesuatu di kertas)
o   Gamma: Baik bu.. ( tersenyum kecut lalu berjalan gontai ke pinggir aula)
o   Bu Sindi: Selanjutnya, Intan! (mencari-cari Intan di belakang)
o   Intan: (tersenyum ceria)
o   Bu Sindi: (mengangguk memberi tanda kepada Intan untuk langsung bernyanyi)
o   Intan: Ttteeerimaa kasihhh cintaaahhhh (mulai bernyanyi lebay) untuk segalanyaaaaah, kau berikan lagiiiih kesempatan ituuuhhh
o   Betha, Alfa, dan Gamma: (menutup telingan sambil keluar aula)
o   Intan: (melihat sikap Betha Alfa dan Gamma) Loh, loh, kok pada keluar sih? (kesal)
o   Bu Sindi: (tersenyum) Sudah selesai, Intan?
o   Intan: (kebingungan) Eh, err… udah, bu…
o   Bu Sindi: (tersenyum) Kalau begitu, silakan kembali
o   Intan: Baik bu.. (menggaruk-garuk kepalanya kebingungan) Emangnya segitu cemprengnyakah suaraku sampai-sampai mereka gak betah dengerin aku yang lagi nyanyi ya? (berbicara sendiri dengan sedih)
o   Bu Sindi: (mendekati Intan) Bagus,kok.. (tersenyum)
o   Intan: (tersenyum) Terima kasih,  bu.. saya permisi dulu.. (keluar aula)
o   Bu Sindi: (tersenyum memandangi Intan yang keluar aula) (menyusul keluar)

Hari pengumuman audisi,
  • Bu Sindi: (masuk ke aula) Mohon perhatiannya, berikut ini adalah daftar anak yang berhasil lolos audisi untuk drama musikal ini… (menempelkan kertas ke papan pengumunan) Bagi yang sudah lolos, pulang sekolah nanti berkumpul di aula untuk technical meetingnya. (pergi keluar aula)
  • All: (mengerubungi papan)
  • Intan: Ciyee, Betha! Selamat ya! (sambil nyalamin Betha)
  • Betha: Ouh! Makasih, Intan! Kamu juga kaan? (membaca papan pengumuman untuk memastikan)
  • Intan: (tersenyum malu-malu) Iya, sih… gapapa deh, walaupun cuma jadi temennya Cinderella yang munculnya satu adegan doang… ah, bentar ya, mau telpon enyak babeee (mengambil hape dari saku) (keluar aula untuk menelpon)
  • Betha: (geleng-geleng kepala)
  • Gamma: Selamat ya Betha Cantik! Suaramu memang….
  • Betha: merdu medayu-dayu seperti putri ayu..(muka datar)
  • Gamma: Ah! Iya! Haha! (nyalamin Betha) sekali lagi selamat yaaa! Haha…gimana kalo buat ngerayainnya, aku traktir kamu makan siang? (nada suara merayu)
  • Betha: ehm, Sori, Gambreng… aku gak bisa. Gak akan bisa seperti yang selama ini kamu pikirkan. Aku cuma nganggep kamu temen, nggak lebih.. Maaf yaa… (masang muka memelas)
  • Gamma: (muka kecewa) Gak bisa lebih, Beth? Kamu tau perasaanku kaan? Perasaan cintaku ini…. Tak bisa kubendung lagi… ibarat orang yang gak bisa nahan kalo mau pup…
  • Betha: Gambreng, aku kan udah pernah bilang, kalo aku gak minat pup ya, enggak… eh maksudnya aku nggak cinta ya enggak. Gak bisa dipaksain dong ya.
  • Gamma: (sedih)ohh… yaudah… Semoga berhasil buat dramanya ya…. (balik badan langsung keluar aula)
  • Intan: (masuk aula) Bethaaaa! Anterin aku pulang, yuk! Cepetaan! Aku kebelet pup! (memegangi perutnya yang sakit)
  • Betha: (Muka terkejut)
Di hari pertama latihan, semua pemain berkumpul di aula…
  • Bu Sindi: (membagikan naskah drama) Ini naskah drama termasuk daftar dan lirik lagu yang harus kalian hapalkan. Ibu sudah memisahkannya berdasarkan pemain.
  • All: (membaca naskah sambil mengangguk-angguk)
  • Bu Sindi: Hari ini, ibu akan mencoba pada adegan klimaks, yaitu saat pangeran bertemu lalu berdansa dengan cinderella. Alfa, Betha. Silakan! (menunjuk ke tengah aula)
  • Alfa dan Betha: (mengangguk lalu berjalan ke tengah aula)
  • Alfa: (membaca naskah) Oh Tuhan! Mimpi apa aku semalam! Bisa bertemu dengan putri secantik ini! Atau janga-jangan… aku sedang bermimpi? (menatap Betha)
  • Betha: (membaca naskah sekilas) Tidak, pangeran. Aku nyata. Percayalah…(tersenyum ke arah Alfa)
  • Alfa: (membaca naskah) Jika kau nyata, maukah kau berdansa denganku? (mengulurkan tangan)
  • Betha: (mengangguk malu-malu) (membaca naskah) tentu, pangeran!
  • Bu Sindi dan Intan: (bertepuk tangan)
  • Bu Sindi: (masih tepuk tangan) Bagus! Bagus! Akting kalian bagus sekali untuk mengawali latihan pertama kita hari ini (tersenyum puas)
  • Alfa dan Betha: (tersenyum) terima kasih, Bu…
  • Bu Sindi: (mengangkat telepon) Halo… (menjauhi kerumunan) Iya-iya, saya akan segera ke sana (terlihat serius berbicara ditelepon) Baik..(menutup telepon)
  • Pemain drama: (sibuk berbicara sendiri-sendiri)
  • Bu Sindi: (Menghampiri kerumunan) Anak-anak, mohon maaf latihan hari ini cukup. Ibu harus menghadiri pertemuan guru musik se Kota Pekalongan. (sambil membaca sms di hape)
  • Pemain drama: Iya bu… (tersenyum senang)
  • Bu Sindi: Terima kasih atas kehadiran kalian, latihan selanjutnya akan diumumkan pada papan informasi. ( mengambil tasnya lalu buru-buru keluar aula)
  • Intan: Beth, aku keluar dulu ya, udah kebelet pup nih..(mengambil tasnya)
  • Betha: Oke (sibuk memberesi kertas-kertas)
  • Intan: Fa, aku duluan ya (menepuk pundak Alfa)
  • Alfa: Eh, iya (agak terkejut lalu mengangguk pelan)
  • Intan: (keluar aula sambil setengah berlari)
  • Betha: (mengambil tasnya, bersiap keluar aula)
  • Alfa: (mendekati Betha ragu-ragu) Beth…
  • Betha: (menghentikan langkahnya) (berbalik menghadap Alfa) Iya? Kenapa Fa?
  • Alfa: errr…. (terlihat ragu-ragu)
  • Betha: ya? Kenapa Fa? (heran melihat ekspresi Alfa)
  • Alfa: kamu… hebat ya, udah pinter nyanyi, eh ternyata pinter akting juga (tersenyum ke arah Betha)
  • Betha: Ah, nggak juga, Fa.. biasa aja,kok.. (tersipu malu) suara kamu bagus juga (menepuk pundak Alfa)
  • Alfa: Makasih, beth… (tersenyum malu-malu)
  • Betha: (bersiap keluar aula)
  • Alfa: Beth! (menghampiri Betha)
  • Betha: ya? (heran)
  • Alfa: aku… aku… sebenarnya ada yang mau aku omongin ke kamu… (ragu-ragu)
  • Betha: Ya? Apa? (penasaran)
  • Alfa: Sebenarnya….. aku…. Hatiku… selalu cenat-cenut kalo ada kamu… (menunduk malu)
  • Betha: (terkejut) Apa? Kamu sm*shblast ya Fa? (menahan tawa)
  • Alfa: (agak sebal) Bukaaan, bukan itu! Maksudnya…. I heart you… (malu-malu)
  • Betha: Tuhkaaan, kamu sm*shblast ya? (menahan geli)
  • Alfa: (mulai sebal) terserah deh kamu mau bilang aku apa. Yang jelas, hatiku udah cenat-cenut sejak kita satu SD bareng, maen sepedaan bareng,maen tamagochi bareng, bahkan sejak kamu bayarin aku mie pangsit ituu…(menatap Betha)
  • Betha: (menganga) (kaget) APAAA?? Kok… bisa? Kok…. Kok…. (mendadak sesak napas, lalu duduk di kursi terdekat)
  • Alfa: (takut-takut mendekati Betha) Maaf ya, udah bikin kamu kaget gitu… ehm… jadi… jawabanmu apaan?
  • Betha: Jawaban apa? (bingung)
  • Alfa: (malu-malu memberikan kertas bertuliskan ‘KAMU MAU NGGAK JADI PACARKU?’)
  • Betha: (membaca kertas itu kaget) Sebenernya….aku juga cenat-cenut kalo ada kamu, Fa.. tapi, kaya perasaan sukaku sama mie ayam pangsit, biasa aja. Hanya sekedar teman, nggak lebih dan bahkan nggak boleh lebih…
  • Alfa: (bingung) kenapa? Apa gara-gara Gamma? (meremas kertas itu)
  • Betha: Bukan,bukaan… aku sama Gamma gak ada perasaan apa-apa juga kok… sebenernya aku udah punya pacar…sejak setahun yang lalu.. sekarang dia masih di Jakarta dan…. Kami udah dijodohin… (menunduk)
  • Alfa: (berlari meninggalkan Betha)
  • Betha: Alfa! Tunggu! (mengejar Alfa)
  • Alfa: (naik ke atas kursi) Kamu putusin pacarmu dan terima aku atau aku bakal lompat,nih!(bersiap-siap melompat) (bergantian memandangi Betha dan ke bawah)
  • Betha: Fa….. aku… maaf aku nggak bisa… (mencoba mendekati Alfa)
  • Alfa: Jangan dekat-dekat! Atau aku bakal lompat nih! Aku lompat nih! (mengusir Betha) (semakin diujung kursi)
  • Betha: Jangan, Fa.. jangan! (melirik kanan kiri) (menatap Alfa cemas)
  • Alfa: Selamat tinggal Betha….(lompat dari atas kursi)
  • Intan: (berlari) ALFA! JANGAN! JANGAN LOMPAT! (mengejar Alfa yang masih lompat)
  • Alfa: (jatuh terkapar di lantai)
  • Intan: (mendekati Alfa) Alfa…. Hatiku yang cenat-cenut tiap ada kamu. I heart you, Fa! I heart you! (menggoyangkan tubuh Alfa yang sudah mati)
  • Alfa: (meninggal)
  • Betha: (mendekati Intan) Tan…. Alfa udah meninggal…(mengelus pundak Intan)
  • Intan: (menggoyangkan tubuh Alfa) Alfa! Alfaaaaa! (menangis meratapi mayat Alfa)
  • Betha: (memisahkan Intan dengan Alfa) tenang, Tan… alfa udah tenang di alam sana…(menepuk pundak Intan)
  • Gamma: (mengambil tubuh Alfa)
  • Intan: (masih menangis sambil merangkul Betha) Alfa… ALFA! Kenapa dia harus gini,sih? Ini semua gara-gara kamu, Beth! Kenapa kamu nolak cintanya Alfa? (menangis semakin keras)
  • Betha: (mendorong Intan menjauh) Kok kamu nyalahin aku sih? Hatiku tuh nggak cenat-cenut tiap ada Alfa!
  • Intan: (masih duduk sambil menangis tersedu-sedu)
  • Betha: (mendengus kesal) (keluar memanggil Bu Sindi)
  • Bu Sindi: (datang bersama Betha)
  • Betha: (menggandeng Bu Sindi) Ini, Bu, Intannya… nangisnya gak berhenti-berhenti dari tadi, bu… (duduk mendekati Intan)
  • Bu Sindi: (mendekati Intan) Intan….(mengelus pundak Intan pelan) sudah, jangan menangis… (memberikan sapu tangan kepada Intan)
  • Intan: (masih menangis) (menatap Bu Sindi) Alfa, bu… alfa… kenapa dia harus pergi secepat itu, bu? (menangis lagi)
  • Bu Sindi: Intan, umur seseorang itu nggak ada yang tau, jadi jika Alfa harus meninggal sekarang, itu karena takdirnya…(mengusap punggung Intan pelan)
  • Intan: (masih terisak)
  • Betha: (duduk di sebelah Bu Sindi) (memperhatikan percakapan bu Sindi dengan Intan)
  • Bu Sindi: Intan, apakah kamu bersedia jika ibu hipnotis kamu? (menatap Intan sungguh-sungguh)
  • Intan: (terkejut) (masih terisak) Untuk apa, bu?
  • Bu Sindi: supaya hatimu lebih tenang,Nak! (tersenyum kalem)
  • Intan: Baiklah, Bu. Saya mau.. (mengusap air matanya) (memperbaiki posisi duduknya)
  • Bu Sindi: Tatap mata Ibu… (memandang Intan) dengarkan sugesti Ibu. Jika kamu melihat Gamma, maka kamu akan tertidur (menatap Intan lekat-lekat)
  • Intan: (mengangguk pelan) (menatap Bu Sindi)
  • Bu Sindi: (memanggil Gamma) Gamma!
  • Gamma: (mendekati Bu Sindi) Iya bu? Ada apa?
  • Intan: (terkejut melihat Gamma) GAMMA?! (tertidur)
  • Gamma: (kebingungan melihat tingkah Intan)
  • Bu Sindi: Nggak ada apa-apa, Gam. Silakan kamu kembali (tersenyum tenang)
  • Gamma: (masih kebingungan) Baik bu. (menggaruk-garuk kepala)
  • Bu Sindi: (melihat ke arah Intan lagi) (sambil memegang pundak Intan) Untuk orang yang saya sentuh, perkenalkan dirimu..
  • Intan: (masih tertidur) Nama saya Intan Gemintang Sepanjang Jalan. Saya anak pertama dari tiga bersaudara dan yang paling cantik diantara saudara-saudara saya karena adik saya laki-laki semua. Hobi saya membaca buku, benyanyi dan memikirkan Afgan sepanjang waktu.
  • Bu Sindi: lalu kenapa kamu menangis?
  • Intan: (mulai menangis lagi) Saya… saya… saya sedih kehilangan Alfa..
  • Bu Sindi: Intan (menyentuh pundak Intan) sebegitu berharganyakah Alfa untuk kamu.
  • Intan: (menangis) Iya, bu.. hati saya selalu cenat-cenut kalo sama Alfa, Bu..
  • Bu Sindi: Biarkan Alfa tenang di alam sana,Nak! Ibu yakin, jika kamu tidak terus-menerus menangisinya dia akan bahagia.(mengusap rambut Intan pelan) (tersenyum)
  • Intan: (masih tertidur) Iya, Bu. (mengangguk pelan)
  • Bu Sindi: untuk orang yang saya sentuh. (menyentuh pundak Intan) Dengarkan sugesti saya. Relakan kepergian Alfa, agar dia bisa tenang di alam sana. Sesaat lagi saya akan menghitung sampai 10, setelah hitungan ke 10, kamu akan segera terbangun dan menyanyikan sebuah lagu yang terakhir kalinya untuk Alfa. Satu… sepuluh (mulai menghitung)
  • Intan: (terbangun) (mengucek-ucek mata) (terlihat kebingungan) (beranjak dari kursi) (terdengar lagu Bawalah Cintaku)
  • Betha: (memberikan bunga kepada Intan)
  • Intan: (menyanyi Bawalah Cintaku) Di dalam hatiku sampai waktu yang pertemukan…. Kita nanti… (mengusap air mata)
  • Alfa: (muncul dalam bentuk hantu) (mendekati Intan pelan-pelan sambil tersenyum) Intan, kembalikan kaleng kerupukku. (Mengulurkan tangan)
  • Intan: (melihat Alfa) Alfa…(mencoba mendekati Alfa) Kalengnya udah aku loakin… maafkan aku, alfa… (menangis)
  • Alfa: Yasudah, aku akan beli kaleng kerupuk lagi. Dadaaa! (menghilang)
  • Intan: Alfaaaaa! (menangis tersedu-sedu)
  • Bu Sindi, Betha, dan Gamma: (menyaksikan dari pinggir)
  • Betha: Bu, gimana kalo kita bawa Intan ke psikiater aja? Nangisnya tambah parah nih.. (cemas melihat Intan)
  • Bu Sindi: Ide bagus! Ayo kita kesana. Tapi… dimana? (bingung)
  • Gamma: Saya tau,Bu! (angkat tangan) (mendekati Bu Sindi)
  • Bu Sindi: Oke. Ayo Gamma. Cepat antar kita kesana! (mendorong-dorong Gamma)
  • Gamma: (kesandung) (hampir jatuh) Aduh! Iya Bu… (berjalan di depan)
  • Betha: Ayo, Tan! (menggandeng Intan)
  • Intan: (setengah sadar) Kita mau kemana?
  • Betha: Kita mau ketemu sama Afgan.
  • Intan: (berhenti) Beneran? (mata melotot senang) Tapi Alfa gimana? (muka sedih)
  • Betha: Tenang, Taaan… nanti kita juga ketemu Alfa,kok.
  • Intan: Masak?  Ayo, deh. (berjalan cepat mendahului Betha)
  • Betha: (geleng-geleng kepala)

Sesampainya di tempat praktik psikiater, ternyata belum buka. Tetapi di sebelahnya ada tempat praktik Mbah Dukun yang buka. Lalu, mereka memutuskan untuk masuk ke dalam.
o   Mbah Dukun: (Berjoged menyembah-nyembah sambil komat-kamit) Aji mung kresna tresna sak nusantara goyang-goyang kembang melati. Aduh…. Masak praktekku sepi pengunjung, omzetnya menurun sejak tahun lalu. Oooh iya! Mungkin mbah kurang promosi. Update status dulu deh di Facebook (ketik status).
o   (Bel rumah berbunyi)
o   Bu Sindi, Intan, Betha, dan Gamma masuk ke tempat praktek.
o   Bu Sindi : permisi mbah…(menunduk mendekati mbah dukun).
o   Mbah Dukun : (Kaget melihat bu Sindi) Eh copot mak copot! Apaan deh . Eh,kunti kunti kunti… Ada kunti!! (melempar lempar bunga ke arah bu sindi)
o   Bu Sindi : (menghindari lemparan bunga dari mbah dukun) Bukan mbah! Bukan! Bukan saya Bu Sindi.
o   Betha : (memegangi intan)
o   Mbah Dukun : (diam. Memandangi Bu Sindy) Ooohh.. Ngemeng dong dari tadi (wajah orang sebel)
o   Bu Sindy :  Maaf mbah.. (duduk di depan mbah dukun sambil menuntun intan duduk).
o   Mbah Dukun : (mata melotot memainkan kemenyan) Ada apaaaaaa kalian kesini? Hohoho.. (memainkan kemenyan lagi)
o   Betha : (menatap dan mendekati wajah mbah dukun) Mbah, kog mirip Alfa ya.
o   Intan : Iya..(Setengah sadar)
o   Mbah Dukun : Hah Alfa?? Makana apaan tuh ?
o   Bu Sindy : Alfa itu makanan khas pekalongan mbah. Pempek.
o   Mbah Dukun : Bukan itu megono! Langsung saja apa urusan kaliyan kesini !! (muka galak)
o   Betha : Begini mbah, teman saya intan mengalami goncangan mental lebih dahsyat dari goncangan tsunami di Jepang kemarin. (memegang pundak intan)         
o   Mbah Dukun: Hahaha! (tertawa) Aku beri kamu satu permintaan (mengacungkan satu jari ke wajah Bu Sindi). Eh salah… Mbah tahu cara mengatasinya.
o   Gamma: Mengatasi masalah tanpa masalah, ya mbah.
o   Mbah Dukun: Sssst! Jangan nyebut merk! Sekarang, pegangi dia. (menunjuk Intan) (masih sibuk dengan kemeyan). Kamu! (menunjuk Gamma) Bantu saya melemparkan saya melemparkan bunga ini! (menunjuk ke arah kemenyan)
o   Intan: Alfa… Alfa… (mengigau)
o   Gamma: Baik, mbah. (mengambil kemenyan yang berisi bunga) (melemparkan seluruh isinya ke arah Intan)
o   Mbah Duku: Aduh! Kamu ini!! Bukan begitu maksud saya!! (Murka) Cepat pungut lagi kembang itu! Melemparkannya sedikit-sedikit! DAN SETELAH SAYA SELESAI MEMBACA MANTRA. (Mata melotot)
o   Gamma: Baik, Mbah. Baik. Ampun!! (memunguti bunga dan meletakkannya di tempat kemenyan)
o   Mbah Dukun: (Baca Mantra) Gujug gujug gujug, lalala lilili kusuma tunas dewari mangkubumi, syadingdong parapara. Hey setan-setan jahanam! Keluar dari tubuh gadis ini! (mata melotot) HUAH… (mengambil semprotan air)
o   Intan: Huaaaahh…. (pingsan)
o   Betha & Bu Sindi: Intan! Bangun (menggoyang-goyangkan tubuh Intan)
o   Intan: (Bangun)
o   Betha: Intaaaan…… (tersenyum senang)
o   Intan: Aku…. Dimana? Kamu…. (memandang Betha) Siapa? Aku….. Cantik a=gak? Aku cantik kaaannn. Hahahahaha!!!
o   Bu Sindi: Mbah! Ini gimana sih mbah? Saya tuntut di Mahkamah Perdukunan Internasional!
o   Mbah Dukun: Aduh Ibu…. Maaf……. Aduh-aduh… Bila sakit berlanjut hubungi dokte, bu. Trims. Kabur aaaah….. (keluar)
o   Betha, Gamma, dan Bu Sindi: Heeeh… Jangan kabur (mengejar)
o   Intan: Dimana cantikku, eh, dimana kacaku… dimana kacaku….. Aku cantik, kan? Cantik kan. Hahahaha!
Penyakit kejiwaan Intan tak kunjung sembuh juga. Bahkan, menjadi semakin parah. Bu Sindi, Betha, dan Gamma yang mencoba mengobati Intan malah ikut jadi gila.